Sondag 23 Junie 2013

WASPADAI PARA PENDIDIK JAMAN SEKARANG..!!!!!!

  1. Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhh...
    Hai para blogger, khususnya para calon-calon pendidik, kali ini saya memposting artikel saya mengenai Penyakit-Penyakit Yang Harus Diwaspadai oleh Seorang Guru. Mau tau ? matoduwolo...................
    Semakin bertambah umur penyakit-penyakit mulai juga menjangkiti, termasuk juga guru. Setidaknya ada beberapa penyakit yang apabila diderita akan mengurangi profesionalisme guru. Oleh sebab itu semua guru untuk mewaspadai jenis penyakit ini, yang apabila sudah menyerang guru akan menghalanginya menjadi guru yang profesional.

    Untuk menjadi guru yang profesional itu membutuhkan kemauan, kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. Inilah penyakit-penyakit yang harus diwaspadai guru, seperti yang dikatakan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, Idah Syahidah yang dikutip dari Republika.

    1. Tipes = tidak punya selera
    Gejala dari penyakit ini adalah selalu monoton dalam memberikan pelajaran, sehingga anak-anak menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran

    2. Mual = mutu amat lemah
    Kualitas guru yang kurang sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan belajar mengajar, walau sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi untuk peningkatan mutu.

    3. Kudis = kurang disiplin
    Bisa terlihat dari datang yang terlambat dan sebagainya. Para guru yang dapat menyebabkan murid-murid juga akan meniru kebiasaan negatif tersebut.

    4. TBC = tidak bisa computer
    Kemajuan teknologi komputer yang bisa dimanfaatkan untuk penunjang kegiatan pembelajaran atau administrasi malah memilih cara lama. Karena alasan tidak bisa komputer dan malas belajar.

    5. Kram = kurang terampil
    Ada media pembelajaran di sekolah, tidak dipakai dibiarkan saja sampai rusak karena waktu bukan rusak karena dipakai ketika belajar mengajar.

    6. Asam urat = asal sampaikan materi kurang akurat
    "Anak-anak dibuka halaman 25, dibaca sampai halaman 27, lalu halaman 28 dikerjakan ya!". Mungkin kurang lebih seperti itulah.

    7. Lesu = lemah sumber
    Hanya memiliki sedikit buku penunjang. Apalagi kalau hanya menggunakan LKS yang sebenarnya bukan LKS yaitu rangkuman materi dan kumpulan soal.

    8. Diare = di kelas anak-anak remehkan
    Bisa jadi karena hanya ceramah di depan. Atau jika tidak hubungan guru dan murid hanya sebatas bukan guru yang disukai murid-muridnya.

    Apakah Bapak Ibu pernah mendengarkan anekdot-anekdot seperti di atas? Bisa juga loh menambahkan penyakit yang harus diwaspadai guru. Atau mau berbagi tips penyembuhannya, tulis saja di kotak komentar!

    1

    View comments

  2. Hari ini (14/11/2012) fase perubahan kurikulum memasuki tahap kedua, yaitu konsultasi dengan Wakil Presiden RI Boediono. Setelah dilakukan pembahasan di lingkungan kementerian, selanjutnya adalah pemaparan draf perubahan kurikulum ke Wakil Presiden. Dari pemaparan tersebut terungkap bahwa nanti, jumlah mata pelajaran di sekolah dasar (SD) akan diringkas menjadi 7 yang sebelumnya 10 mata pelajaran.

    Pramuka akan menjadi salah satu  dari tujuh mata pelajaran wajib untuk siswa SD pada tahun ajaran baru mendatang. Selain Pramuka, 6 mata pelajaran lain yang akan diajarkan di SD mulai tahun ajaran 2013/2014 adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani serta Olahraga dan Kesehatan.

    Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajarkan, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan lokal dan Pengembangan diri.

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan khusus untuk Pramuka adalah mata pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur dalam undang-undang. M. Nuh juga menjelaskan orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.

    Kurikulum 2013 menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. "Siswa untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains," kata M Nuh

    Pada kurikulum SD 2013 memiliki ciri khusus yaitu bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.

    Untuk mata pelajaran IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Sedangkan untuk mata pelajaran IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

    Fase selanjutnya setelah presentasi pengembangan kurikulum 2013 ini kepada Wakil Presiden adalah uji publik. Sebelum kurikulum 2013 diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013, akan diuji publik sekitar November 2012.

    "Masyarakat bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses hingga standar evaluasi. Adanya uji publik ini diharapkan kurikulum yang terbentuk telah menampung aspirasi masyarakat," jelas M Nuh. 









    1

    View comments

  3. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam masyarakat.
    Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
    Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
    Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
    Masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh dengan langkah yang sifatnya menyeluruh. Dimana kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Tetapi juga untuk memajukan kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak – anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka dapat menyelesaikan program belajar sembilan tahun. Dengan kondisi yang seperti ini, maka tidak ada perubahan yang signifikan bagi bangsa kita untuk keluar dari masalah – masalah pendidikan yang ada sekarang ini.
    Masalah kemiskinan dewasa ini telah menjadi salah satu faktor kenapa banyak anak – anak yang tidak sekolah, bahkan tidak melanjutkan sekolahnya karena terhimpit masalah ekonomi yang mencekik dan menguras kantong begitu dalam. Usaha pemerintah demi mengentaskan masalah pendidikan ini telah dilakukan dengan membuat program BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Yang mana telah membantu sebagian kecil dari penduduk Indonesia dalam melanjutkan studinya.
    Akan tetapi, masih banyak para pejabat tinggi yang memanfaat hal tersebut untuk melakukan korupsi dengan jumlah yang sangat banyak. Yang mana hal tersebut tentu sangat merugikan bangsa kita terutama dalam pendidikan. Yang ada dalam pikiran kita sekarang, bagaimana bangsa kita dapat maju apabila pejabat yang berada diatas selalu melakukan korupsi yang selalu saja megorbankan rakyat kecil.
    Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”.
    Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
    Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.
    Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
    Sederetan masalah pendidikan yang terjadi dinegara ini begitu banyak. Mulai dari ketidak jujuran dalam pelaksanaan ujian, banyaknya pungutan biaya disetiap sekolah meskipun pemerintah telah memberlakukan sekolah gratis Sembilan tahun, banyaknya para siswa dan siswi yang mengkonsumsi narkoba, tauran antar siswa yang selalu meresahkan masyarakat, dll. Hal tersebut membuktikan bahwa betapa rapuhnya sistem pendidikan dinegara kita ini.Pengembangan system pendidikan yang dilakukan pemerintah juga harus diperkuat dan lebih ditingkatkan lagi. Sehingga dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi para pelajar pada saat menerima pelajaran di sekolahnya masing – masing. Sehingga mampu mengembangkan mental dan keperibadian dalam diri para pelajaran tersebut.
    Akan tetapi hal yang tak luput dari pandangan belajar mengajar adalah sosok seorang guru. Dimana seorang guru menjadi fator penting dalam suatu proses pembelajaran. Pembimbingan yang baik dari seorang guru akan menjadi sebuah jalan yang bagus demi memajukan pendidikan didalam negara kita ini. Karna sosok seorang guru akan menjadi sebuah tauladan yang sangat bagus bagi para siswa dan siswi disbuah lingkungan sekolah.
    Oleh karna itulah, demi memajukan mutu pendidikan dinegara kita ini yang terpenting adalah harus jujur dan perlu kedisiplinan yang ulet untuk mewujudkannya. Semangat untuk menjadi yang terbaik dan mau merubah diri menjadi yang terbaik adalah kuncinya. Karna dengan memiliki sebuah pendidikan, maka kita akan memilki ilmu yang lebih. Sehingga dapat lebih membantu kita dalam kehidupan sehari – hari dan dapat menciptakan kesejahtraan dalam lingkungan bermasyarakat.
    2

    View comments

  4. Jelang satu bulan menuju kiamat versi Suku Maya pada 21 Desember 2012, Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) kembali melansir beberapa penjelasan ilmiah untuk membantahnya. NASA dalam situs resminya menyatakan dunia tidak akan berakhir pada 21 Desember mendatang. Namun, dipastikan akan terjadi titik balik Matahari.
    "Untuk klaim, bencana, atau perubahan dramatis apa pun pada tahun 2012, mana pemaparan sainsnya Mana buktinya Tidak ada," demikian papar NASA, Selasa (13/11/2012).
    Menurut kalender kuno Suku Maya, titik balik Matahari 2012 akan menandai akhir dari siklus 144 ribu hari. Siklus ini sudah berulang sebanyak 12 kali dan yang ke-13 akan jatuh pada 2012. Pada saat inilah dunia akan mencapai akhirnya.
    Tapi ditegaskan kembali oleh NASA, berakhirnya perhitungan kalender Suku Maya di tanggal tersebut, sama jika dibandingkan dengan tandasnya perhitungan normal pada 31 Desember. "Sama seperti kalender yang Anda miliki di dinding di mana tidak ada lagi tanggal sesudah 31 Desember, kalender Suku Maya tidak ada tanggal lagi sesudah 21 Desember 2012."
    Kisah mengenai kiamat Suku Maya dimulai ketika ada cerita yang berkembang mengenai planet bernama Nibiru yang akan menabrak Bumi. Bencana ini diprediksi terjadi pada 2003 silam.
    Tapi ketika tidak ada bencana apa pun yang terjadi di tahun 2003, prediksi itu diubah ke tahun 2012. Kemudian dihubungkan dengan siklus perhitungan kalender Suku Maya dan titik balik Matahari 2012. Hingga akhirnya muncullah tanggal klaim kiamat pada 21 Desember.
    "Nibiru itu konyol karena planet ini tidak ada dan tidak pernah ada. Sama seperti halnya bagian dari imajinasi semu ilmuwan yang bahkan tidak terganggu dengan kurangnya bukti yang ada," kata Don Yeomans, Manajer dari program NASA, Near-Earth Object, di Jet Propulsion Laboratory, California pada Januari lalu.(NatGeo)